BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada kenyataanya kesulitan yang terjadi kepada klien
itu adalah mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalamannya kepada konselor
karena ada perasaannya seperti malu, takut, segan, curiga, tertutup dan
berbagai halangan lainnya. Ditambah lagi dengan faktor budaya bangsa
sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa bekas penjajahan
terdahulu. Oleh sebab itu banyak masyarakat kita yang belum memiliki kebranian
untuk mengatakan atau mengeluarkan isi hati dan perasaannya terhadap orang lain
termasuk keluarganya sendiri.
Dengan adanya hubungan yang dibangun atas dasar
ingin membantu klien inilah seharusnya dapat mengatasi semua kendala di atas.
Yaitu dengan upaya membuat klien terbuka, merasa aman untuk berpartisipasi di
dalam dialog. Dan salah satu upaya konseling adalah dengan menggunakan teknik
eksplorasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian eksplorasi?
2. Bagaimana
teknik-teknik eksplorasi dalam upaya konseling?
C.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan tentang eksplorasi, baik pengertian
eksplorasi, teknik-teknik eksplorasi, dan pendekatan penggalian masalah dengan
teori-teori yang dikemukakan beberapa tokoh.
BAB II
EKSPLORASI
A. Pengertian
Eksplorasi
Penjelajahan lapangan dengan
tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber
alam yg terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan: -- sumber minyak
di daerah lepas pantai sedang giat dilakukan; 2 Dik kegiatan
untuk memperoleh pengalaman baru dr situasi yg baru; 3 Pet
penyelidikan dan penjajakan daerah yg diperkirakan mengandung mineral berharga
dng jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan
deposit dan mengetahui luas wilayahnya
Menurut
Willis eksplorasi adalah keterampilan konselor untuk menggali perasaan,
pengalaman dan pikiran klien. Dengan
demikian eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan
pengalaman Klien. Hal ini penting
dilakukan karena banyak Klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak
mampu mengemukakan pendapatnya.
Menurut Edi Kurnanto (2009) mendefenisikan
eksplorasi adalah teknik untuk menggali
perasaan, pikiran dan pengalaman klien. Dan menurutnya pula eksplorasi ini
penting dilakukan karena banyak klien atau konselee menyimpan rahasia batin,
menutup diri atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan demikian teknik eksplorasi ini
memumungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut tertekan dan
terancam.
Dengan demikian eksplorasi
adalah teknik yang digunakan
oleh konselor untuk memecahkan masalah klien dengan cara menggali perasaan,
pikiran dan pengalaman klien. Dengan begitu klien dapat memaparkan masalah yang
ada dalam dirinya hingga tidak ada lagi kesulitan untuk memaparkannya.
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan,
pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien
menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan
pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa
rasa takut, tertekan dan terancam.
B.
Teknik
Eksplorasi
Hubungan konseling seharusnya dapat mengatasi semua
kendala klien.
Yaitu berupaya untuk membuat klien terbuka, merasa aman, dan berpartisipasi di dalam dialog. Salah satu upaya untuk
konseling adalah tehnik eksplorasi untuk membuat klien mengatakan semua
perasaan, pikiran dan pengalaman kepada konselor secara jujur.
Seperti
halnya pada teknik refleksi, terdapat 3 jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu:
1. Eksplorasi
perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien yang tersimpan. Contoh: ”Bisakah Anda menjelaskan
apa perasaan bingung yang dimaksudkan ….”
2. Eksplorasi
pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien. Contoh: ”Saya yakin Anda dapat menjelaskan
lebih lanjut ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”.
3. Eksplorasi
pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman-pengalaman
klien. Contoh: ”Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui Namun saya
ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap
pendidikan Anda”.
Adalah keterampilan
konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Hal
inipenting, karena kebanyakan klien menyimpan rahasia batin, menutup atau tidak
mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang.
Teknik eksplorasi
memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan
terancam. Sebagaimana refleksi, eksplorasi ada tiga jenis:
1.
Eksplorasi
perasaan
Eksplorasi
perasaan, yaitu keterampilan konselor menggali perasaan klien yang tersimpan.
Konselor dapat menggunakan kalimat-kalimat berikut ini untuk memulai
keterampilan eksplorasi perasaan.
-
”Bisakah Saudara menjelaskan bagaimana
perasaan bingung yang Anda maksudkan”
-
“Saya kira rasa sedih Anda begitu dalam pada
peristiwa tersebut. Dapatkah Anda kemukakan perasaan Anda lebih jauh? ”
2.
Eksplorasi
pengalaman
Eksplorasi
pengalaman, yaitu keterampilan konselor untuk menggali pengalaman yang dialami
oleh klien.
Contoh:
“Saya terkesan dengan pengalaman yang anda
lalui. Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan
pengaruhnya terhadap pendidikan Anda. ”
3.
Eksplorasi
pikiran
Eksplorasi
pikiran adalah keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat
klien. Dalam mengoperasikan keterampilan ini konselor dapat menggunakan kalimat
berikut ini.
-
“Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh
tentang apa pendapat anda tentang hadirnya ibu tiri dalam rumah Anda.”
-
“Saya kira, pendapat Anda mengenai hal itu
sangat baik sekali, dapatkan Anda menguraikannya lebih lanjut?”
Seorang konselor dapat dikataan berhasil dalam
mengeksplorasi kliennya atau dalam latihan mikronya jika:
1. Calon
konselor mampu berkomunikasi dengan klien dengan menggunakan kata/kalimat yang
dapat menggugah
perasaan, pikiran, dan pengalamannya sehingga dengan jujur mengungkapkan secara dalam
dan rinci.
2. Agar
para calon konselor mampu membuat rasa aman terhadap diri klien sehingga di terbuka,
jujur, dan berpartisipasi dalam konseling.
Jika yang dibahas di muka terdapat pada klien maka
kemungkinan besar konseling dapat berjalan dengan baik. Untuk itu konselor harus banyak berlatih agar
dapat mengungkap atau eksplorasi klien agar terbuka dengan masalah yang di
hadapinya. Seorang calon konselor harus
banyak latihan untuk dapat memberikan teknik eksplorasi ini dengan kliennya. Dan berikut adalah beberapa materi untuk
dapat memberikan latihan dengan klien:
1. Latihan
membuat kalimat-kalimat atau kata-kata yang mampu kiranya menggali
perasaan, pikiran dan
pengalaman klien. Misalnya dengan kata
atau kalimat berikut ini:
1) “Apakah
yang anda rasakan saat ini?”
2) “Bisakan
mengungkapkan rasa kecewa anda secara rinci?”
3) “Bagaimana
pengalaman pahit itu anda alami?”
4) “Dapatkan
saudara mengemukakan pendapatnya tentang hal ini?”
2. Latihan
membuat konselor agar merasa aman, jujur, dan terbuka. Yaitu dengan
mengungkapkan pribadi yang jujur, terbuka dan pelindung, misalnya:
1) “Anda
akan merasa aman disini, karena saya akan memelihara rahasia anda.”
2) ”Saya
percaya bahwa anda akan berkata jujur dan tulus tentang hal itu.”
C.
Penggalian Masalah
Di dalam penjelasan masalah biasanya konseli hanya
mengungkapkan hal-hal pokok yang menjadi beban pikiran dan perasaannya.
Penggalian masalah dipakai untuk mengungkap lebih dalam masalah konseli.
Penggalian ini tentunya akan disesuaikan dengan masalah dan pendekatan yang
digunakan dalam konseling. Menurut Winkel (1991: 339-370), beberapa strategi
yang bisa dilakukan untuk melakukan penggalian masalah terhadap masing-masing
pendekatan adalah sebagai berikut.
1. Behavioristik
Konselor menggali
informasi yang lebih dalam diri konseli. Data-data yang akan digali terkait
dengan kejadian pada masa sekarang, pengalaman-pengalaman negative yang pernah
dialami pada masa lalu, perasaan-perasaan sekarang, perasaan-perasaan yang
tidak menyenangkan pada kejadian masa lalu, apa yang dipikirkan pada saat
sekarang, apa yang dipikirkan pada masa lalu ketika mengalami kejadian yang
kurang menyenangkan, dan konsekuensi yang diterima setelah kejadian. Dengan
demikian, alur yang akan dipakai oleh konselor adalah
2. Konseling Terapi Emotif
Konselor menggali
informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait
dengan kejadian tertentu (activating event, activating experience), tanggapan
terhadap kejadian yang dialami konseli (belief) yang menimbulkan pikiran irasional dari setelah kejadian itu direspon,
akibat pandangan irasional (consequence).
3. Wawancara
Pengambilan Keputusan
Konselor menggali
informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait
dengan asal usul masalah konseli, unsur penting (pokok) yang mendukiung
munculnya konflik konseli, perasaan-perasaan dan pikiran konseli, dan
orang-orang yang terlibat sehingga ikut memunculkan konflik konseli.
4. Konseling
Sifat dan Faktor
Konselor menggali
informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait
dengan asal usul masalah konseli, data pribadi tentang konseli (cita-cita,
kemampuan kognitif, bakat khusus, sifat-sifat positif dan negative dalam diri
konseli, nilai-nilai hidup yang diperjuangkan, hobi, harapan-harapan untuk masa
depan, perguruan tinggi yang diinginkan), dan data tentang keluarga konseli
(pekerjaan orang tua, jumlah saudara, harapan orangtua terhadap perguruan
tinggi).
5. Konseling
Wawancara untuk Penyesuaian Diri
Konselor menggali
informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait
dengan unsur-unsur yang mendukung
munculnya konflik konseli, yaitu data tentang keluarga, lingkungan-lingkungan
luar tempat konseli tinggal, perasaan dan pikiran yang dialami.
Dalam
pendekatan psikoanalitik, ada teknik-teknik yang dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran, memperoleh pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, dan untuk
memahami makna berbagai gejala. Ada lima teknik dasar dalam terapi
psikoanalitik, yaitu (1)Asosiasi Bebas, (2)Penafsirn, (3)Analisis, (4)Analisis
atas resistensi, dan (5)Analisis atas tranferensi.
Asosiasi
bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau
dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatic di
masa lampau, yang dikenal dengan sebutan katarsis. Katarsis hanya mengasilkan
peredaan sementara atas pengalaman-pengalaman yang menyakitkan yang dialami
klien, tidak memainkan peran utama dalam proses treatment psikoanalitik
kontemporer, katarsis mendorong klien untuk menyalurkan sejumlah perasaannya
yang terpendam, dan karenannya meratakan jalan bagi pencapaian pemahaman. Guna
membantu klien dalam memperoleh pemahaman dan evaluasi yang lebih objektif,
analis menafsirkan makna-makna utama dari asosiasi bebas ini. Selama proses
asosiasi bebas berlangsung, tugas analis adalah mengenali bahan yang di repress
dan di kurung dalam ketaksadaran. Urutan asosiasi-asosiasi membimbing analis
dalam memahami hubungan-hubungan yang dibuat oleh klien di antara
peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Penghalang-penghalang atau
pengacauan-pengacauan oleh klien terhadap asosiasi-asosiasi merupakan isyarat
bagi adanya bahan yang membangkitkan kecemasan. Analis menafsirkan bahan itu
dan menyampaikannya pada klien, membimbing kearaha peningkatan pemahaman atas
dinamika-dinamika yang mendasarinya, yang tidak disadari oleh klien.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dengan demikian eksplorasi
adalah teknik yang digunakan
oleh konselor untuk memecahkan masalah klien dengan cara menggali perasaan,
pikiran dan pengalaman klien. Dengan begitu klien dapat memaparkan masalah yang
ada dalam dirinya hingga tidak ada lagi kesulitan untuk memaparkannya.
Terdapat 3 jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu (1) Eksplorasi
perasaan, (2) Eksplorasi
pikiran, dan (3) Eksplorasi
pengalaman.
Di dalam
penjelasan masalah biasanya konseli hanya mengungkapkan hal-hal pokok yang
menjadi beban pikiran dan perasaannya. Penggalian masalah dipakai untuk mengungkap
lebih dalam masalah konseli.
- Saran
Dari beberapa
penjelasan di atas, diharapkan pembaca dan penulis mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan materi Mata Kuliah Psikologi Konseling tentang Eksplorasi. Di
mana pada penjelasan di makalah ini kami landasi dari materi yang kami ambil
dari buku dan internet yang kami harapkan dapat dimengerti dengan mudah.
Makalah ini juga menyampaikan beberapa teori pendekatan untuk melakukan
eksplorasi yang mana kelak akan dibutuhkan ketika kita praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arintoko. 2011. Wawancara Konseling di Sekolah. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Corey, Gerald.
1988. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
www.artikata.com/arti-326118-eksplorasi.html.
(diakses tanggal 9 April, jam 15.00)
www.hanny21.blogspot.com/2011/04/empati-refleksieksplorasi-dalam.html
(diakses tanggal 8 April, jam 08.30)
www.edukasi.kompasiana.com/2012/05/11/tekhnik-konseling-1-461540.html
(diakses tanggal 8 April, jam 09.15)
Lumongga
Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar
Konseling. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar