Jumat, 04 Januari 2013

teori motivasi




TEORI TEORI MOTIVASI

         Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.

Rabu, 02 Januari 2013

perilaku remaja

Bab 1

Pendahuluan

a.      Latar Belakang
            Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.  Selain itu permasalahan yang terjadi di usia remaja merupakan permasalahan yang sangat komplek bagi dirinya maupun orang lain.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Para ahli mengatakan ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan remaja dan permasalahan yang dihadapi. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan adalah keluarga. Di mana peran keluarga berpengaruh sangat besar pada awal perkembangan individu. Dan peran keluarga juga sebagai pendengar dari suara hati individu pada usia remaja.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada remaja seperti apa itu remaja, tugas perkembangan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan,dan masalah-masalah yang sering terjadi di usia remaja.

Pendekatan Realitas

-->
A.    Sejarah
William Glesser merupakan lulusan dari the Case of Technology sebagai insinyur Kimia pada tahun 1944 di usia 19 tahun, kemudian ia mengambil master di bidang Psikologis Klinis pada usia 23 tahun di universitas yang sama. Pada tahun 1956 Glasser menjadi kepala bagian psikiatri di Venture School of Girl yang merupakan institusi untuk menangani kenakalan remaja perempuan. Pada saat inilah Glasser mengembangkan konsep pendekatan realitas. Buku pertamanya Mental Health or Mental Illmess pada tahun 1961 merupakan landasan berpikir dari teknik dan konsep dasar terapi realitas (Thompson,et.al.,2004,p.110).

konflik antar Saudara



Konflik antar saudara itu baik
Sebagai orang tua baru, anak yang tidak pernah bias akur dengan saudaranya dan saling menyerang adalah sangat mengerikan. Pasti anda bertanya –tanya kesalahan apa yang telah anda lakukan hingga anak-anak anda selalu rebut. Namun sejumlah penelitian telah membuktikan, bahwa pertengkaran antar saudara ini baik untuk perkembangan mental dn emosional anak, dan juga meningkatkan kedewasaan dan kemampuan bersosialisasi.
Sallah satu penelitian dilakukan selama lima tahun oleh pusat penelitian keluarga University of Cambridge untuk mengetahui perkembangan kemampuan social dan kognitif seorang anak pada usia dua hingga enam tahun. Seperti diberitakan the Guardian, Dr Claire Hughes, penulis buku Social Understanding and Social Lives, semakin kakak beradik merasa saudaranya sebagai penggangu, semakin mereka belajar untuk mengontrol emosi dan bagaimana mereka bias mempengaruhi emosi satu sama lain.